Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net

Minggu, 06 Mei 2012

Dikejar Kawanan Sapi


Pagi yang cerah menghampiri ku dan sepedaku yang siap berangkat menuju rumah Aliya. Kami akan berangkat menuju rumah salah satu rumah guru kami yang tak jauh dari rumah kami masing-masing.
“Assalamualaikummm.. Aliya,” Pagi itu aku nyamperin Aliya untuk ikut bareng denganku berangkat ke rumah guruku.
“Waalaikum Salam.. Eh Syifa, udah datang! Masuk dulu sini. Aku belum mandi. Sebentar ya.. duduk aja dulu.” Sautan dari dalam rumah.
“Iya, makasih.” Jawab ku.
Tak lama kemudian setelah Aliya selesai mandi, kami pun langsung berangkat ke Rumah guru kami. Kami kesana hanya ingin berkunjung. Kami sudah sering berkunjung kesana. Karena memang rumahnya tak jauh-jauh amat dari rumah kami.
Kami kesana dengan 1 sepeda karena sepeda Aliya sedang diperbaiki. Sepanjang jalan, kami berharap supaya guru kami ada di rumahnya karena kita tidak janjian dengannya terlebih dahulu. Oh ya, aku lupa memberi tahu nama guru itu. Namanya adalah Pak Rijal dan keluarga. Dia baru saja pindah dari rumahnya yang di Kampung Bulu.
Ketika sampai di rumah guru kami, kami tak melihat ada seseorang di dalam rumah yang mungil itu. Kelihatnnya, rumah itu sedang tidak ada penghuninya. Mungkin, Pak Rijal sedang pergi.
“Assalamualaikum.. Pak Rijal..” Salam kami memberi tahu jika kami berkunjung kerumahnya.
“Assalamualaikum Pakkk... Pak Rijal.. Assalamualaikum..”
Berulang-ulang kami memberi salam tetapi tak ada yang menyahut dari dalam. Tak lama kemudian tiba-tiba datang seorang ibu berkerudung panjang yang sedang menyuapi anaknya makan.
“Nyari siapa dek? Pak Rijal? Pak Rijalnya gak ada! Ini dari siapa ya?” Tanya ibu tadi.
“Ohh.. Kita muridnya Pak Rijal. Kira-kira Pak Rijalnya kemana ya bu?”Jawab Aliya.
“Saya kurang tahu. Yang jelas tadi sepertinya Pak Rijal pergi bersama istrinya naik motor.” Jawab ibu tadi.
“Ohh.. Yasudah, makasih ya bu..”
Kami pun langsung duduk di sebuah pos yang ada di sebrang rumah Pak Rijal. Kami jadi menyesal karena kami tak janjian terlebih dahulu. Jadi, kamipun harus menunggu lebih lama atau pulang terlebih dahulu. Padahal, aku sudah sangat bersemangat untuk berkunjung ke rumahnya. Tetapi, karena aku tidak janjian, jadi aku tidak bisa berkunjung deh.
Selesai kami beristirahat, kami pun melanjutkan dengan jalan-jalan keliling Papan Indah. Kami pun memutuskan untuk pergi ke rumah teman kami yang kebetulan dekat dengan rumah Pak Rijal. Dia adalah Aldi. Dia baru sekitar beberapa bulan tinggal di Papan Indah. Sebelumnya, dia tinggal di Kampung Legon dekat sekolah kami di Baitul Halim
Disana kami tak berlama-lama di rumahnya, kami hanya melewati rumahnya, hanya untuk sekedar berjalan-jalan untuk menunggu kedatangan Pak Rijal. Setelah kami menuju rumah Aldi, kami lanjut pergi ke rumah Pak Rijal kembali. Belum terlihat ada tanda-tanda ada seorang pun didalam rumah itu. Akhirnya, kami pun melanjutkan berjalan-jalan ke sebuah jalanan Disana, kami berhenti sejenak untuk menikmati pemandangan dan membuang sampah.
Saat itu, kami melihat kawanan Sapi yang seperti menyerang. Kami yang sedang berdiam diri pun terkaget-kaget melihat sekawanan Sapi tersebut. Aku pun langsung pergi menuju sepedaku dan ingin membelokkan sepedaku, tetapi, sangat sulit karena saat itu, keadaan aku yang sedang panik.
Karena terlalu lama berusaha untuk membelokkan sepeda, Aliya pun pergi dan aku Meninggalkan sepeda itu didekat tong sampah. Aku dan Aliya berlari ke sebuah warung dan langsung masuk ke dalam warung tersebut tanpa permisi.
Dari kejauhan aku melihat sepedaku. Aku sangat takut jika sepeda itu akan dimakan oleh kawanan sapi itu. Tetapi, ada seorang kakek-kakek yang telah mengusir sapi-sapi itu. Sepertinya, kakek-kakek itu ingin mengambil sepedaku. Tetapi, aku langsung menghanpiri kakek-kakek itu. Aku dan Aliya sangat berterima kasih kepada kakek-kakek itu dan kakaek-kakek itu langsung pergi. Aku pun melanjutkan jalanku berain bersama Aliya.Itu sungguh perjalananku yang sangat aneh. Aku gak mau lagi dekat-dekat dengan kawanan sapi.

JLJLJLJLJLJLJLJ
By : Yuli Eri Susanti